Search This Blog

Friday, March 30, 2012

Sedekah Orong Warga Mantar

      Masyarakat Desa Mantar mengadakan acara Sedekah Orong pada hari Sabtu-Minggu, 10-11 Maret 2012. Sedekah orong merupakan acara adat tahunan yang dilaksanakan oleh warga Mantar. Kegiatan tersebut merupakan bentuk ungkapan rasa syukur warga dengan hasil panen yang melimpah.
     Sedekah  orong diwarnai dengan berbagai kegiatan. Sabtu pagi, setiap ibu rumah tangga disibukkan dengan membuat pesar, yaitu jajan khas yang terbuat dari ketan yang dimasukkan ke dalam anyaman janur. Pada malam Minggu, kegiatan diramaikan dengan pertunjukan musik daerah, kecimol. Acara puncak berlangsung pada pagi Minggu, setiap warga berbondong-bondong mengikuti acara tahlilan dan ceramah agama yang dilangsungkan di masjid An-Nur Mantar.
     Pertunjukan kecimol mengundang perhatian seluruh warga Mantar. Tua, muda, dan anak-anak menikmati hiburan tahunan tersebut. Pertunjukan kecimol dimulai sore hari, istirahat sejenak ketika tiba waktu shalat dan makan malam. Selanjutnya, kesenian ini meramaikan malam Minggu Mantar yang biasanya sunyi. Dinginnya Mantar pun terasa hangat di tengah keramaian warga yang menyaksikan pertunjukan seni ini. Tak ayal pula banyak pasangan muda-mudi yang memanfaatkan momen ini sebagai tempat menghabiskan malam Minggu bersama pasangannya.
       Minggu pagi merupakan waktu puncak acara Sedekah Orong, yakni kegiatan tahlilan dan ceramah agama berjalan sesuai rencana. Pada kesempatan ini, dihadirkan penceramah dari Air Suning, H. Alim. Pagi Minggu tersebut Mantar diguyur hujan sejak pagi, namun tak menyurutkan antusias warga untuk mengikuti kegiatan tahlilan dan ceramah agama tersebut. Para ibu rumah tangga pun membawa pesar yang telah meraka persiapkan sejak Sabtu pagi ke lokasi Tahlilan dan Ceramah, Masjid An Nur Mantar. Acara pun berlangsung dengan khidmat sampai selesai.

Tuesday, March 27, 2012

SUNGAI MENJADI MUARA SAMPAH DI SETELUK


KM mesraseteluk (26/03/12) Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masih sangat kurang, hal ini terjadi di Desa Seteluk Tengah terutama masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai yang berada di Desa Seteluk Tengah.
Semua warga yang tinggal di sana menjadikan sungai sebagai muara sampah, baik sampah berupa limbah rumah tangga maupun sampah lainnya yang membuat pemandangan yang kurang menarik.
Semua ini tejadi karena kurangnya sosialisasi dari lembaga terkait tengtang bahaya membuang sampah di sungai yang mengakibatkan tersumbatnya aliran  dan pendangkalan sungai sekaligus berdampak pada kesehatan. (azmi)

Wednesday, March 21, 2012

SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMUNITAS KM MESRASETELUK

1. M. Azmi, S.Pd (Motivator dan Tenaga IT)
    Nomor HP: 081 999 071 076 / 081 339 566 667
    Email : amydaska.com@gmail.com
2. Mispayandi, S.Pd (Penulis dan Tenaga IT)
    Nomor HP : 081 916 825 777
    Email : yandikanjeng@yahoo.com
3. Suhada, S.Pd (Penulis)
    Nomor HP : 087 863 634 932
4. Erni Sujana (Penulis)
    Nomor HP : 081 917 010 266
5. Hasan Basri (Penulis)
    Nomor HP : 087 863 755 425

GELONDONG MERAMBAH KAWASAN PENDIDIKAN


Km Mesraseteluk-(20/3/2012)  Tambang rakyat dan gelondongan kian merebak di Kabupaten Sumbawa Barat. Hal ini sangat disayangkan karena penambang dan pemilik gelondong masih minim pengetahuannya tentang pertambangan, terutama tentang proses dan bahaya yang akan ditimbulkan di kemudian hari. Mereka hanya mementingkan keuntungan pribadi tetapi mereka tidak mau tahu apa dampak yang akan ditimbulkan kelak terhadap anak cucu mereka. Kecamatan Seteluk salah satunya,kita bisa melihat secara langsung di sepanjang jalan mulai dari desa Meraran yang merupakan desa perbatasan dengan kecamatan Taliwang,  sampai desa Tapir yang merupakan bagian dari kecamatan Seteluk  banyak berdirinya bangunan-bangunan yng terbuat dari bambu dan beratapkan terpal yang menjadi tempat dilakukannya gelondongan batu emas.
Sekilas kita melihat adanya bangunan-bangunan tersebut di sepanjang jalan dari Taliwang menuju ke kecamatan Seteluk tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang ada dilingkungan sekitarnya karena sebagian dari mereka merasa untung dengan adanya gelondongan. Tapi mari kita renungkan, kita pikirkan jika bangunan-bangunan tempat mesin gelondong itu berada di kawasann pendidikan. Apa yang akan terjadi?
 Sekitar sepuluh meter dari SMKN I Seteluk terdapat lahan perkebunan, di lahan ini  berjejer tempat-tempat gelondongan. Dalam proses gelondongan tentunya membutuhkan mesin diesel untuk menggerakkan gelondong. Dapat kita bayangan suara bisingnya mesin diesel serta putaran gelondong yang setiap hari dapat mengganggu proses balajar mengajar yang terjadi di sekolah tersebut. Begitu juga di kawasan SDN 2 Air Suning sekitar 50 meter banyak terdapat tempat gelondong,hal tersebut juga dapat mengganggu konsentrasi siswa-siswa bahkan para tenaga pengajar dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh karena itu, kami berharap kepada pemerintah yang terkait, agar lebih memikirkan jalan terbaik atau solusi untuk masalah yang cukup memprihatinkan ini. ( Delfy R A )