Search This Blog

Tuesday, September 24, 2013

ADAT PERNIKAHAN SUMBAWA


Setiap daerah memiliki kultur masing-masing. Termasuk kultur yang sakral seperti pernikahan. Hal inilah yang membuat setiap daerah di Indonesia unik dengan ciri khas masing-masing. Seperti halnya kultur pernikahan daerah lain di Indonesia, daerah Sumbawa memiliki cara tersendiri dalam menggelar upacara sakral itu mulai dari silaturrahmi antara kedua belah pihak keluarga hingga akhirnya resepsi pernikahan pun terlaksana. Berikut tahap-tahap yang ada dalam kultur pernikahan Sumbawa beserta istilah-istilah Sumbawa yang digunakan.
1.      BAJAJAK
Bajajak artinya membongkar. Dalam istilah Sumbawa bajajak merupakah pertemuan kedua belah pihak keluarga. Seorang pria yang menaruh hati pada seorang perempuan akan mengutus keluarganya mendatangi keluarga pihak perempuan untuk mengetahui apakah perempuan tersebut sudah dipinang orang lain atau belum. Jika tidak maka pihak laki-laki akan menyatakan maksud kedatangan mereka untuk melamar si perempuan. Pada tahap bajajak biasanya pihak laki-laki mengutus kerabat dekatnya seperti saudara perempuan atau bibi. Si gadis yang ternyata belum dipinang itu akan di-jajak untuk mengetahui kepribadian, keterampilan, keseriusan dalam berumah tangga dan sebagainya yang berkaitan dengan si perempuan. Informasi yang diperoleh utusan keluarga laki-laki akan memantapkan pria untuk segera meminang si perempuan.
2.      TAMA BAKATOAN
Tama artinya masuk (masuk ke rumah) dan bakatoan artinya bertanya atau melamar. Dalam istilah Sumbawa tama bakatoan merupakan tahap melamar dimana pihak laki-laki datang menemui pihak perempuan. Biasanya sebelum tama bakatoan, seseorang yang diutus pihak laki-laki akan datang ke pihak perempuan untuk memberitahukan bahwa pihak laki-laki akan datang untuk tama bakatoan.
3.      SAPUTES LENG
Saputes artinya memutuskan sedangkan leng artinya kata atau perkataan. Istilah saputes ling berarti keputusan akhir. Pada tahap saputes leng ini segala biaya dan barang-barang yang harus dipenuhi pihak laki-laki untuk keperluan hajatan pernikahan nanti dibicarakan hingga tuntas sampai dengan penentuan hari-hari baik untuk akad nikah.
4.      BADA’ PANGANTAN
Bada’ artinya memberitahu dan pangantan artinya mempelai (mempelai perempuan). Secara istilah, bada’ pangantan artinya memberitahu mempelai perempuan bahwa ia akan segera dinikahkan. Biasanya yang melakukan bada’ pangantan adalah seorang Nyai yaitu istri dari tokoh masyarakat yang disegani. Contoh kalimat yang biasanya digunakan Nyai seperti berikut:

Man mo mu les tama Siti e, apa ku sabale sapara’ kau ke si Ahmad anak Nurdin
Siti, kamu jangan lagi sering keluar masuk (jalan-jalan), karena kamu akan saya letakkan serumah (nikahkan) dengan Nurdin anak dari Ahmad.

Setelah mendengar perkataan Nyai, biasanya mempelai perempuan akan menangis karena mengingat dirinya akan segera melepas masa lajangnya. Isak tangis calon mempelai perempuan akan diiringi dengan irama baguntung dan bagenang. Baguntung yaitu memukul-mukul rantok (alat tradisional Sumbawa untuk menumbuk padi) yang dilakukan oleh ibu-ibu. Bagenang artinya menabuh gendang dan gong yang biasa dilakukan bapak-bapak.
5.      BASAMULA
Basamula artinya memulai. Basamula sama maknanya dengan peletakan batu pertama pada saat membangun sebuah bangunan. Dalam kultur pernikahan Sumbawa, basamula berarti memmulai hajatan pernikahan yang dimaksud. Basamula dilakukan dengan nuja rame (menumbuk pada dengan menggunakan rantok beramai-ramai). Karena menumbuk padi merupakan pekerjaan perempuan, maka nuja rame ini dilakukan oleh ibu-ibu. Selain nuja rame, membuat minyak dari 3 butir kelapa pun dilakukan sebagai tanda hajatan besar dan sakral dimulai.
6.      NYORONG ATAU NYERAH
Nyorong atau nyerah merupakan kegiatan sorong serah yang dilakukan pihak laki-laki dengan rombongan yang besar untuk membawa hantaran kepada pihak perempuan berupa barang-barang yang telah disepakati pada saat saputis leng. Kegiatan nyorong atau nyerah diiringi dengan ratib rebana ode dan begenang. Pada saat rombongan pihak laki-laki tiba, pihak perempuan dengan rombongannya pun menyambut rombongan yang tiba diawali dengan berbalas pantun antara kedua rombongan dan dilanjutkan dengan pemotongan pita. Pada saat itulah barang-barang bawaan dari pihak laki-laki diterima pihak perempuan.
7.      SATOKAL AI’
Satokal artinya mendudukkan dan ai’ artinya air. Dalam kultur penikahan sumbawa, satokal ai’ artinya menyiapkan air dan segala keperluan untuk memandikan kedua calon mempelai, alat-alat dan bahan yang biasa digunakan pada saat satokal ai’ adalah telku batu (kendi batu), tebu, payung, pisang matang, pisang muda, dan padi gutis. Setelah semua siap, kedua calon mempelai dimandikan di atas tutuk apit yaitu sebuah bagian dari alat untuk menenun. Bagenang akan mengiringi kegiatan satokal ai’ dan memandikan kedua mempelai.
8.      BAGENANG
Bagenang adalah memukul gendang yang dikombinasikan dengan gong dan serunai (seruling) menjadi sebuah irama indah yang dalam bahasa sumbawa disebut Serama, Pakan Jaran, dll.
9.      BARODAK
Barodak artinya luluran. Barodak merupakan bagian dari serangkaian adat pernikahan sumbawa dengan cara mengenakan lulur yang dalam bahasa sumbawa disebut seme’ atau odak. Seme’ atau odak dibuat dari ramuan kulit beberapa jenis pohon yang ditumbuk halus. Barodak biasanya dilakukan 3 hari sebelum akad nikah dilaksanakan. Namun sebelum acara barodak dimulai, kedua calon mempelai dimandikan dahulu oleh sesepuh yang disebut Ina Pangantan (ina artinya ibu, pangantan artinya kedua mempelai). Pada saat barodak dimulai, maka satu persatu ibu-ibu yang terpilih (7 orang) atau tokoh adat akan mengenakan lulur kepada kedua calon mempelai pada bagian muka dan lengan diiringi dengan adat bagenang yang terdiri dari gendang, gong, dan seruling. Selama proses barodak, kedua calon mempelai diajarkan segala hal yang berhubungan dengan persiapan menjadi suami istri, salah satunya menjaga makanan dan minuman. Acara barodak pun dilanjutkan dengan rapancar (mengenakan pewarna kuku) dan ditutup dengan peniupan lilin sebagai tanda wajah kedua calon mempelai akan berseri-seri di hari pernikahannya. Setelah seluruh rangkaian barodak usai, saat itulah badait dimulai yaitu menghilangkan bulu – bulu halus dari tubuh mempelai sebagai tanda mempelai akan mengakhiri masa lajangnya.
10.   AKAD NIKAH
Seperti namanya, akad nikah merupakah upacara sakral dalam sebuah tradisi pernikahan. Di saat inilah ijab kabul dilakukan untuk meresmikan hubungan seorang laki-laki dan perempuan menjadi hubungan yang sah menurut agama dan hukum.
11.   BASAI’
Basai’ artinya menyatu. Basai’ merupakan istilah dari resepsi. Basai’ dilakukan setelah akad nikah selesai pada hari itu juga atau pada esok harinya. Pada acara basai’ ini kedua mempelai menjadi raja dan ratu semalam. Basai’ dilakukan jika kedua belah pihak sepakat untuk mengadakannya. tetapi jika keadaan tidak memungkinkan seperti adanya kendala biaya dari pihak laki-laki, maka basai’ tidak dilaksanakan. (HW_ Hendra Winata)

Narasumber:  Ibu Atun dan Ibu Hawa

sumber: 
charbell, A. 2012. adat pernikahan masyarakat suku sumbawa. tersedia pada: http://charbeell.blogspot.com/2012/05/adat-pernikahan-masyarakat-suku-sumbawa.html. diakses pada  17 september 2013 pukul 13.00 WITA.

Games, K. 2013. Adat Perkawinan Sumbawa: Nyorong Dan Barodak. Tersedia pada: http://katiano.mywapblog.com/adat-perkawinan-sumbawa-nyorong-dan-baro-2.xhtml. diakses pada 16 september 2013 pukul 18.00 WITA.



Heri. 2011. Prosesi perkawinan Adat Sumbawa. Tersedia pada: http://samawasamawa.blogspot.com/2011/12/prosesi-perkawinan-adat-sumbawa.html. diakses pada 16 september 2013 pukul 17.00 WITA.
 

No comments:

Post a Comment