Adalah sebuah kenyataan
dalam kehidupan manusia, tersimpan sejuta asa yang menggelora untuk mencapai
suatu impian yang bergelimang kebahagiaan, kesentausaan, kesejahtraan,dan
keadilan. Jalan untuk mencapai semua itu sangatlah licin,berkerikil,cadas,
dan terjal untuk dilewati oleh
manusia-manusia yang hanya memiliki keterbatasan raga( kurang mampu), tetapi
memiliki jiwa yang bersih. Namun mereka manusia-manusia yang mempunyai raga
yang berotot dan perkasa dengan sangat gampang menggampai impian hidup yang
bergelimang kebahagiaan bak melewati jalan yang mulus semulus jalan tol,
tanpa ada onak dan duri yang mengaral, merintang,
dan menghalangi.
Tapi... semua itu mereka
peroleh dengan cara menginjak, merantai, serta membelenggu ruang gerak para
manusia yang lemah. Dengan menggunakan sepatu baja,berlapiskan baju antipeluru
dan bertameng muka badak mereka dengan lantangnya mengobrak-abrik dunia
kebahagian,kesejahtreraan, tanpa memikirkan manusia-manusia yang lemah, dunia
keadilan sengaja mereka abaikan demi
kesantausaan kehidupan golongan mereka.
Tapi......jalanilah semua itu sesuai dengan kehendakmu, karena susungguhnya
malaikat-malaikat Allah selalu mengintai dan mengintip setiap desahan napasmu,
setiap derap langkah indahmu, setiap perjalanan hidupmu, bahkan sampai akhir
hayatmu. Karena... sesungguhnya di dalam desahan napasmu, di balik keperkasaan
langkahmu, di dalam gemerlapan perjalanan hidupmu, tersimpan keringat-keringat
kepedihan kaum yang lemah, kaum yang
sekarat, karena ulah keparatmu. Keringat-keringat pedih itu tidak akan
mengering, tidak akan bisa terserap oleh saputangan suteramu. Tetapi butiran
keringat itu satu persatu akan akan menggiring, menghalau dan membawamu ke alam
yang sangat pantas untuk kamu huni.
“Sadarlah wahai
manusia-manusia yang merasa perakasa, sesungguhnya jiwamu hanyalah seonggok
iblis, ragamu hanyalah segumpal darah kotor yang selalu membara, yang suatu
saat akan meradang, mengerang, memekik, tergelincir oleh keperkasaan Yang Maha
Perkasa yaitu Allah SWT.” Ungkapan yang lirih dari kaum yang lemah. (Delfy
Rezqya / Suhada)
No comments:
Post a Comment