Pertama kali saya mendengar istilah Sapta Pesona adalah ketika saya
berbincang dengan salah seorang pemerhati pariwisata di wilayah KSB,
Zulkarnaen, A. Md., Par. Saat itu ia mengkritik kinerja Pemda KSB dibidang
pariwisata yang dinilainya masih kurang maksimal. Itu dinilainya berdasarkan Sapta
Pesona yang merupakan program pemerintah itu sendiri yang tak dilakukan dengan
serius. Sebagai informasi, sudah banyak daerah yang melakukan Sapta Pesona sebagai
umpan untuk menarik wisatawan. Sebenarnya apa sih Sapta Pesona itu? Bisakah
kita menerapkan Sapta Pesona di luar kategori pariwisata? Lebih jelasnya, Mari
kita simak penjabaran berikut ini.
Sapta Pesona merupakan sebutan untuk 7 unsur pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata di
Indonesia dan merupakan
salah satu kebijakan dalam dunia pariwisata di tanah air. Sapta Pesona dilambangkan
dengan gambar matahari. Tetapi lebih mirip dengan gambar bunga matahari berkelopak
tujuh. Masing-masing kelopak memiliki
makna keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan
kenangan. Jadi, sapta pesona dapat dikatakan sebagai kondisi yang harus
diwujudkan dalam rangka menarik minat seseroang untuk berkunjung ke suatu
tempat.
Keamanan sebagai unsure yang pertama bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang aman bagi wisatawan selama berlangsungnya kegiatan
kepariwisataan sehingga wisatawan tidak merasa cemas dan dapat menikmati
kunjungannya. Unsure ketertiban sebagai unsure kedua dalam Sapta Pesona bertujuan
untuk menciptakan lingkungan yang tertib
bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan teratur dan efektif bagi wisatawan. Selanjutnya,
unsure kebersihan bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang bersih bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu
memberikan layanan higienis bagi wisatawan. Unsure
kesejukan sebagai unsure ke empat bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman
bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang
nyaman dan rasa ”betah” bagi wisatawan, kunjungan wisatawan
akan lebih panjang. Sementara unsure keindahan sudah jelas bertujuan untuk menciptakan Lingkungan
yang indah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan
suasana yang menarik dan menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan dan berpotensi terjadi kunjungan ulang. Unsure keramahan yang kita
tahu merupakan ciri khas dari masyarakat Indonesia, bertujuan menciptakan lingkungan yang ramah bagi
berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang
akrab, bersahabat serta seperti di ”rumah sendiri” bagi wisatawan, sehingga
mendorong minat kunjungan ulang dan promosi yang positif bagi prospek pasar
yang lebih luas. Unsur terakhir
yang selalu tak lepas dari sebuah kunjungan yaitu kenangan. Unsur kenangan ini
bertujuan untuk menciptakan
memori yang berkesan bagi wisatawan, sehingga pengalaman perjalanan atau kunjungan wisata yang dilakukan pun dapat terus membekas dalam benak wisatawan, dan
menumbuhkan motivasi untuk berkunjung ulang. Menerapkan sapta pesona sama
artinya dengan membuat kondisi
suasana yang menarik dan senyaman mungkin sehinggawisatawan akan betah tinggal lebih lama, merasa puas
atas kunjungannya dan memberikan kenangan indah dalam hidupnya.
Berdasarkan penjabaran
di atas, jelas sekali bahwa tujuan pelaksanaan sapta pesona begitu luas dan
tidak hanya berlaku untuk kepentingan pariwisata saja. Tetapi, dapat pula
diterapkan dimana saja misalnya di sector pendidikan. Zulkarnaen A. Md. Par. yang
juga berprofesi sebagai guru berpendapat bahwa di sekolah juga perlu adanya Sapta
Pesona. Ini dimaksudkan agar warga
sekolah yang ada akan merasa nyaman di dalamnya. Selain itu, perwujudan sapta
pesona di sekolah juga berfungsi meningkatkan disiplin, rasa tanggung jawab, dan membentuk citra yang baik bagi sekolah. (HW)
No comments:
Post a Comment