Setiap
menjelang Pemilu, sungguh tak dapat dielakkan bahwa pemilu 2014 selalu
menjadi salah satu hot topic di mana-
mana. Sebagian besar WNI mulai menentukan siapa pemimpin dan wakil rakyat yang
akan dipilihnya pada 9 April nanti. Dana yang luar biasa besarnya pun akhirnya
digulirkan.
Nah, ketika
sudah berbicara dana, maka pembicaraan pun jelas menjadi semakin hot. Di
Seteluk contohnya, sejumlah dana yang akan diterima petugas TPS nantinya tak
luput dari pembicaraan, boleh dibilang sama hotnya dengan calon pemimpinnya.
Tahu kenapa? Ini dia ceritanya.
Menjalankan
pemilu yang sukses bukanlah pekerjaan mudah. Terlebih lagi kalau sudah terjun
langsung ke TPS. Sungguh berat tugas yang diemban anggota KPPS karena disitulah
perwujudan demokrasi yang sebenarnya terjadi. Insentif lebih harusnya pantas
diterima oleh mereka yang bertugas di setiap TPS. Apalagi pemilu yang berskala
nasional, tentu pekerjaan mereka akan semakin berat. Namun, pada kenyataannya
insentif yang akan diterima petugas TPS nantinya justru lebih rendah dari insentif
yang diterima pada saat pemilihan gubernur. Hal ini diutarakan Kanahan, S. T.
yang saat ini menjadi promoter anti golput daerah Seteluk.
“Menurut
kabar yang saya terima, anggota KPPS untuk pemilu 9 April nanti akan mendapat
insentif hanya 350 ribu dan 400 ribu untuk ketua. Padahal di KSB saja
diperkirakan ada 300 TPS. Ini menandakan bahwa DPT pada tahun ini jauh lebih
tinggi dari tahun sebelumnya. Sehingga otomatis pekerjaan anggota KPPS akan
semakin berat. Keadaan ini sungguh berbanding terbalik dengan insentif yang
diterima sewaktu pemilihan gubernur yang justru lebih tinggi dari insentif yang
akan diterima saat pemilu 9 April nanti. Sementara tugas yang mereka lakukan
boleh dibilang tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan tugas pada
pemilihan berskala nasional” tutur Kanahan.
Bahkan informasi yang diterima dari PPK, saat ini
KPU dan Panwaslu justru mengusulkan saksi partai di setiap TPS. Hal ini bukan
tidak mungkin insentif yang diterima KPPS akan berkurang. Sementara seperti
yang kita ketahui, saksi partai akan muncul jika memang diusulkan oleh partai
yang memiliki kepentingan dan sepantasnya menjadi tugas dari
partai politik. KPU dan Panwaslu mestinya focus pada kegiatan yang menjadi
tugasnya pada pemilu, bukannya sibuk mengusulkan saksi-saksi untuk setiap
partai. Akhirnya, dampak dari semua ini bukannya suka cita dalam berdemokrasi
tetapi yang muncul justru berbagai protes terutama calon-calon anggota KPPS. Di
Desa Air Suning dan Seteluk saja, calon-calon anggota KPPS banyak menolak
ketika ditawari membentuk KPPS. Penolakan ini berasalan dengan tugas yang
begitu berat yang akan mereka emban dengan insentif yang tak sebanding. Semoga
saja kejadian ini menarik perhatian pemerintah demi lancarnya kegiatan
demokrasi kita yang akan datang. (HW)
No comments:
Post a Comment