Di masa globalisasi seperti
sekarang ini, teknologi telah berkembang sedemikian pesatnya. Kini, para ahli
semakin berlomba-lomba menciptakan alat-alat canggih yang lebih praktis dan lebih luas jangkauannya untuk kemudahan
mereka, contohnya dalam bidang komunikasi. Sehingga ruang dan waktu pun seolah-olah
tidak lagi menjadi pembatas antarmanusia untuk dapat berkomunikasi. Namun
pernahkah terpikirkan oleh anda, bagaimana kira-kira bentuk alat komunikasi
manusia pada jaman dulu? Masihkah kita dapat melihat alat komunikasi jaman dulu
di masa sekarang ini?
Alat komunikasi yang digunakan
leluhur kita tentu jauh berbeda dan lebih sederhana dibandingkan alat yang kita
gunakan yang ada saat ini. Dan ternyata alat komunikasi purba tersebut masih dapat
kita temukan di masa sekarang. Bahkan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat
modern. Kentongan salah satu contohnya. Seperti yang kita ketahui kentongan umumnya
digunakan para petugas penjaga malam di pos-pos ronda. Sekarang, fungsi
kentongan masih tetap sama seperti dulu yaitu sebagai alat pendamping ronda atau
untuk mengumpulkan warga. Hanya saja di masa yang modern ini kentongan semakin
diperluas fungsinya dalam berbagai aspek dan menjadi lebih bervariatif. Misalnya
sebagai alat monitoring terhadap pemberantasan
sarang nyamuk atau alat untuk mengusir hewan yang
merusak tanaman padi.
Di Kecamatan Seteluk Sumbawa barat saja, kentongan
begitu mudah dijumpai terutama di pos-pos ronda pesisir jalan raya. Meski kentongan
tersebut hanya difungsikan sebagai kelengkapan
pos ronda, namun kentongan-kentongan ini difungsikan dengan baik untuk
menjaga keamaman di wilayah Seteluk. Pembaca mesra tentu masih banyak yang
belum tahu bagaimana cara memukul kentongan agar pesan dapat tersampaikan ke
pendengar. Walaupun anda bukan penjaga pos ronda, tak ada salah jika mempelajari
budaya leluhur kita sendiri. Nah, berikut gambar yang saya tampilkan mengenai
cara memukul kentongan ketika difungsikan di pos ronda. (HW)
No comments:
Post a Comment