Search This Blog

Friday, June 29, 2012

Lembaran Rupiah di Setiap Ruas Pohon Tebu


Proses Pembuatan Gula Tebu
Pak Jamaluddin adalah salah seorang warga Desa Lamusung Kecamatan seteluk yang kehidupan sehari-harinya sebagai seorang petani, selain menanam padi dia juga menanam tebu di kebun yang berukuran ± 25 are yang tidak jauh dari areal persawahan.
Mula-mula dia hanya menanam tebu hanya beberapa runpun saja itupun hanya sekedar untuk mengisi kebunya agar tidak kelihatan kosong dan bisa dimanfaatkan sebagai pelepas dahaga pada saat musim panen tiba.
             Setelah 1 tahun dia melihat tebu yang ditanamnya tumbuh dengan baik akhirnya dia putuskan untuk menanami semua isi kebunnya dengan tebu. Setelah semua pohon tebu yang ditanamnya tumbuh dengan pesat, pak Jamaluddin menemukan inspirasi baru untuk menyulap semua pohon tebu yang ada di kebunnya tersebut menjadi lembaran rupiah.
Hal yang dilakukan oleh pak Jamaluddin untuk mewujudkan impiannya itu adalah membuat gula merah dengan bahan baku tebu, dan ini dilakukan dengan cara tradisional yakni dengan menggunakan kayu sebagai alat pemeras air tebu yang diputar dengan menggunakan kerbau. Setelah itu air hasil perasan dimasak ± 14 jam dengan tungku kayu hingga mengental.
Menurut keterangan pak Jamal panggilan akrabnya mengatakan bahwa "inspirasi saya muncul karena gula tebu memiliki aroma yang has dan nilai jual yang cukup tinggi, saya biasanya menjual untuk 1 kaleng roti yang berukuran 1350 gram dengan harga Rp. 250.000 – Rp.300.000 perkaleng, maklum saya tidak menggunakan cetakan dan satu kali musim membuat gula saya bisa menghasilkan ± 50 kaleng. Selain gulanya, saya biasanya menjual air yang sudah diperas dengan harga Rp. 10.000 perbotol ukuran 1500 ml”.
Dengan inisiatifnya ini pak Jamaluddin bisa menghidupi keluarganya dan menyekolahkan dua puteranya dengan hasil penjualan gula tebunya. Azmi

No comments:

Post a Comment