KM
Mesra seteluk-(10/5/2013) Tambang rakyat dan gelondongan kian merebak di
Kabupaten Sumbawa Barat. Hal ini sangat disayangkan karena penambang dan
pemilik gelondong masih minim pengetahuannya tentang pertambangan, terutama
tentang proses dan bahaya yang akan ditimbulkan di kemudian hari. Mereka hanya
mementingkan keuntungan pribadi tetapi mereka tidak mau tahu apa dampak yang
akan ditimbulkan kelak terhadap anak cucu mereka. Kecamatan Seteluk salah
satunya,kita bisa melihat secara langsung di sepanjang jalan mulai dari desa
Meraran yang merupakan desa perbatasan dengan kecamatan Taliwang, sampai desa Tapir yang merupakan bagian dari
kecamatan Seteluk banyak berdirinya
bangunan-bangunan yng terbuat dari bambu dan beratapkan terpal yang menjadi
tempat dilakukannya gelondongan batu emas.
Sekilas
kita melihat adanya bangunan-bangunan tersebut di sepanjang jalan dari Taliwang
menuju ke kecamatan Seteluk tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang ada
dilingkungan sekitarnya karena sebagian dari mereka merasa untung dengan adanya
gelondongan. Tapi mari kita renungkan, kita pikirkan jika bangunan-bangunan
tempat mesin gelondong itu berada di kawasann pendidikan. Apa yang akan
terjadi?
Sekitar sepuluh meter dari SMKN I Seteluk
terdapat lahan perkebunan, di lahan ini
berjejer tempat-tempat gelondongan. Dalam proses gelondongan tentunya
membutuhkan mesin diesel untuk menggerakkan gelondong. Dapat kita bayangan
suara bisingnya mesin diesel serta putaran gelondong yang setiap hari dapat
mengganggu proses balajar mengajar yang terjadi di sekolah tersebut. Begitu
juga di kawasan SDN 2 Air Suning sekitar 50 meter banyak terdapat tempat
gelondong,hal tersebut juga dapat mengganggu konsentrasi siswa-siswa bahkan
para tenaga pengajar dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh karena itu, kami
berharap kepada pemerintah yang terkait, agar lebih memikirkan jalan terbaik
atau solusi untuk masalah yang cukup memprihatinkan ini. ( Delfy Rezqya )
No comments:
Post a Comment