Search This Blog

Sunday, August 3, 2014

Pembelajaran Berbasis Masalah



Kita seringkali salah mengartikan antara Problem Based Learning dengan Project Based Learning. Meski nama kedua model pembelajaran ini sering disebut dalam kurikulum 2013 dan kebetulan memiliki nama yang sedikit mirip tapi sintaks pelaksanaannya jauh berbeda. Untuk itu, di kanal pendidikan kali ini kita akan membahas bagaiamana saja langkah-langkah penerapan Problem Based Learning di kelas.

Problem Based Learning (PBL) yang artinya pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran student centered yang menggunakan masalah sebagai objek belajar peserta didik. Masalah yang diberikan merupakan masalah yang berhubungan dengan dunia nyata peserta didik (konstekstual)  sehingga mampu merangsang peserta didik untuk belajar. Model PBL termasuk dalam kategori pembelajaran kooperatif. Oleh karenanya, peserta didik yang belajar dalam lingkungan PBL harus bekerja sama dalam tim/kelompok untuk memecahkan masalah yang diberikan. Dengan bekerja sama dalam kelompoknya, siswa mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang akan mereka ketahui, bagaimana dan dimana seharusnya mengakses infomasi baru yang mungkin akan mengarahkan mereka ke solusi masalah yang mereka hadapi.
Seperti pembelajaran cooperative pada umumnya, PBL diawali guru dengan memberikan petunjuk bagaimana proses belajar yang seharusnya berjalan. Termasuk diantaranya sumber-sumber belajar dan keterampilan yang diperlukan. Secara garis besar berikut langkah-langkah PBL.
1.      Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan  logistik yang dibutuhkan, menyampaikan sebuah masalah kontekstual dengan menarik sehingga peserta didik termotivasi untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang ditampilkan.
2.      Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Dari masalah yang disampaikan, semua siswa yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok mengungkap pendapatnya secara bebas sebagai respon atas masalah yang ditampilkan. Tugas  guru adalah membantu peserta didikuntuk mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
3.      Membimbing penyelidikan individual  maupun kelompok
Setelah berbagai pendapat dikemukakan dan mendapatkan pokok permasalah yang dihadapi, di tahap ketiga ini tiap peserta didik dalam kelompok mulai berbagi tugas mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang dihadapi. Baik dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, internet, atau jika mampu guru dapat mendatangkan seorang pakar dalam bidang yang relevan.
4.      Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Informasi-informasi yang diperoleh siswa kemudian disajikan dalam bentuk media yang disepakati pada awal pembelajaran. Misalnya dalam bentuk laporan, makalah atau pun video. Tugas guru adalah membimbing siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karyanya.
5.      Menganalisis dan  mengevaluasi proses pemecahan masalah
Akhirnya, laporan, makalah atau pun video buatan peserta kemudian dipresentasikan untuk diberi dianalisis dan diberi penilaian. Penilaian yang dilakukan guru harus mencakup seluruh aspek yaitu pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude) (HW).

Referensi:
Anonym, 2014. Problem-Based Learning (PBL). Tersedia pada: http://en.wikipedia.org/wiki/Problem-based learning. Diakses pada tanggal 28 Juli 2014 pukul 10.00 WITA.
Anonym, 2013. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia pada: http://kelas3h.blogspot.com/p/sintaks-pembelajaran-berbasis-masalah_3844.html. Diakses pada tanggal 30 Juli 2014 pukul 17.00 WITA.
Faiq, M. 2014. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Tersedia pada: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html. Diakses pada tanggal 28 Juli 2014 pukul 09.00 WITA.

Gardner, J.W. 2011. Cooperative learning series: Problem-based learning. Tersedia pada: http://www.studygs.net/pbl.htm. Diakses pada tanggal 27 Juli 2014 pukul 09.00 WITA.

No comments:

Post a Comment