Kita seringkali salah mengartikan antara Problem Based Learning dengan Project
Based Learning. Meski nama kedua model pembelajaran ini sering disebut
dalam kurikulum 2013 dan kebetulan memiliki nama yang sedikit mirip tapi sintaks
pelaksanaannya jauh berbeda. Untuk itu, di kanal pendidikan kali ini kita akan membahas
bagaiamana saja langkah-langkah penerapan Problem
Based Learning di kelas.
Problem Based Learning (PBL)
yang artinya pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah model pembelajaran student centered yang menggunakan
masalah sebagai objek belajar peserta didik. Masalah yang diberikan merupakan
masalah yang berhubungan
dengan dunia nyata peserta didik (konstekstual) sehingga mampu merangsang peserta didik untuk
belajar. Model PBL termasuk dalam kategori pembelajaran kooperatif. Oleh karenanya,
peserta didik yang belajar dalam lingkungan PBL harus bekerja sama dalam
tim/kelompok untuk memecahkan masalah yang diberikan. Dengan bekerja sama dalam
kelompoknya, siswa mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang akan
mereka ketahui, bagaimana dan dimana seharusnya mengakses infomasi baru yang
mungkin akan mengarahkan mereka ke solusi masalah yang mereka hadapi.
Seperti pembelajaran cooperative
pada umumnya, PBL diawali guru dengan memberikan petunjuk bagaimana proses
belajar yang seharusnya berjalan. Termasuk diantaranya sumber-sumber belajar
dan keterampilan yang diperlukan. Secara garis besar berikut langkah-langkah
PBL.
1. Mengorientasi peserta didik pada masalah
Pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, menyampaikan
sebuah masalah kontekstual dengan menarik sehingga peserta didik termotivasi untuk terlibat dalam pemecahan masalah yang ditampilkan.
2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar
Dari masalah yang disampaikan,
semua siswa yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok mengungkap pendapatnya
secara bebas sebagai respon atas masalah yang ditampilkan. Tugas guru adalah membantu peserta didikuntuk mendefinisikan dan mengorganisasi
tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
Setelah berbagai pendapat
dikemukakan dan mendapatkan pokok permasalah yang dihadapi, di tahap ketiga ini
tiap peserta didik dalam
kelompok mulai berbagi tugas mencari
informasi dari berbagai
sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang dihadapi. Baik dalam bentuk artikel tertulis yang
tersimpan di perpustakaan, internet,
atau jika mampu guru dapat mendatangkan seorang pakar dalam bidang yang relevan.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Informasi-informasi yang diperoleh siswa
kemudian disajikan dalam bentuk media yang disepakati pada awal pembelajaran.
Misalnya dalam bentuk laporan, makalah atau pun video. Tugas guru adalah
membimbing siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karyanya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Akhirnya, laporan, makalah atau pun video buatan peserta kemudian
dipresentasikan untuk diberi dianalisis dan diberi penilaian. Penilaian yang
dilakukan guru harus mencakup seluruh aspek yaitu pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude) (HW).
Referensi:
Anonym, 2014. Problem-Based
Learning (PBL). Tersedia pada: http://en.wikipedia.org/wiki/Problem-based learning. Diakses
pada tanggal 28 Juli 2014 pukul 10.00 WITA.
Anonym, 2013. Sintaks
Pembelajaran Berbasis Masalah. Tersedia pada: http://kelas3h.blogspot.com/p/sintaks-pembelajaran-berbasis-masalah_3844.html. Diakses pada
tanggal 30 Juli 2014 pukul 17.00 WITA.
Faiq, M. 2014. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning). Tersedia pada: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2014/06/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html. Diakses
pada tanggal 28 Juli 2014 pukul 09.00 WITA.
No comments:
Post a Comment